Senin, 18 Agustus 2014

DIY (Do It Yourself) CO2 Murah Meriah Bag. 2

Alat dan bahan :
  1. Botol soda 1,5 liter 2 biji
  2. Selang secukupnya
  3. Sambungan Y
  4. Kran bensin beli di bengkel
  5. Lem silikon
  6. Solder buat lubangin tutup botol
  7. Gunting/cutter buat rapiin lubang + motong selang.
  8. Nitrid acid (sitrun) 200gr beli di toko plastik
  9. Baking soda 200gr beli di toko plastik
  10. Air 600ml
Cara Pembuatan :

  1. Masukkan 200gr sitrun ke botol 1 (yg 1 selang)
  2. Masukkan 200gr baking soda ke botol 2 ( yg 2 selang )
  3. Campurkan sitrun dengan 400ml air
  4. Campurkan 200gr baking soda dgn 200ml air
  5. Kocok semuanya, sitrunnya sampei campur dengan air.klo baking sodanya emg gk bisa nyatu sama air jd cukup kocok2 saja.
  6. Tutup keduanya
  7. Pencet botol yg ada sitrunnya sampe gk bisa dipencet lg
  8. goyang2kan botol yg ada isi baking sodanya.
  9. ulangi sampai benar2 gak bisa dipencet botolnya
  10. buka kran sampai cairan sitrun masuk ke cairan baking soda lalu tutup lagi.
  11. goyang2 botol baking soda
  12. ulangi sampai tekannanya kuat dan semburannya kenceng, klo ada pengukur tekanannya ulangi sampai tekanan 2-3kg/cm2
  13. co2 siap digunakan

Video Pembuatan CO2 

Minggu, 17 Agustus 2014

DIY (Do It Yourself) CO2 Murah Meriah Bag. 1



Bagaimana cara Membuat Gas CO2 Sendiri yang murah meriah dan tahan lamaDo It Yourself (DIY) CO2, buat sendiri gas CO2-mu!

Alat :
1. Botol air mineral bekas 1,5 liter lengkap dengan tutup botolnya.
2. Botol air mineral bekas 600ml (ukuran sedang) lengkap dengan tutupnya.
3. Lem silikon (bisa dibeli di toko aquarium, bilang saja mau beli lem kaca) harga 7000.
4. Selang kecil aerator lebih kurang 1,5m (1m = 3000)
5. Gunting.
6. Solder untuk melubangi tutup botol (bisa dengan obeng yang dipanaskan).
Bahan :
1. Gula Pasir 1/4kg, kalau bisa yang warnanya agak kuning
2. Ragi roti (fermipan) 1/4 sendok teh, bisa dibeli di pasar atau toko kue @2500
3. Baking powder 1/2 sendok teh (optional, bahan ini bisa ditiadakan, CO2 tetap terbentuk)

Cara Pembuatan :
1. Buat 1 lubang pada tutup botol 1,5liter dengan menggunakan solder atau obeng yang telah dipanasi. Buat 2 lubang juga pada tutup botol 600ml.
2. Botol 1,5liter : Potong selang silikon sepanjang ± 45cm, lalu masukan pada lubang di tutup botol. Jangan terlalu dalam memasukkan selang karena selang tidak boleh tenggelam di air.
3. Hubungkan ujung selang dari botol 1,5liter ke botol 600ml. Di botol kecil ini potong selang agak panjang, masukkan ke lubang pertama sehingga jika botol kecil diisi air selang akan tenggelam.
4. Pada lubang kedua masukkan selang juga tapi selang tidak sampai tenggelam ke air.
diy co2, tahan lama
5. Hubungkan selang dari lubang kedua botol kecil ke aquarium, beri diffuser stone agar gelembung terpecah lebih halus.
6. Lem sambungan-sambungan selang (di tutup botol) dengan lem kaca. Tunggulah hingga kering.
7. Campurkan air hangat, gula pasir, dan ragi fermipan ke dalam botol besar. Isi air penuh tapi jangan sampai selang tercelup. Kocok sampai semuanya tercampur.
8. Isi botol kecil dengan air hangat dengan catatan selang dari botol besar harus tercelup ke air, selang yang menuju aquarium tidak boleh tercelup.
9. Tunggulah sekitar 15 menit biasanya gelembung CO2 akan segera keluar.
Dengan cara ini CO2 yang dihasilkan sekitar 2bps (2 bulb per second) alias 2 gelembung per detik, itu sudah cukup untuk pertumbuhan tanaman air. Daya tahannya bisa 1-2minggu. Penambahan baking soda berguna untuk menjaga keasaman, sehingga ragi dalam botol tetap fit/segar. Jika ingin daya tahan diy CO2 lebih lama, masukkan nutrijell setengah bungkus ke dalam botol besar. 

Video Pembuatan CO2

Senin, 07 Juli 2014

Apa sih Aquascape itu ?



Aquascape adalah seni mengatur tanaman air dan batu, batu karang, koral, atau kayu apung, secara alami dan indah di dalam akuarium sehingga memberikan efek seperti berkebun di bawah air. 

Aquascape biasanya terdiri dari ikan disamping juga tanaman. Walaupun bisa juga untuk menciptakan aquascape dengan tanaman saja, atau hanya dengan batu atau komponen lain tanpa ada tanaman.

Tujuan utama dari aquascape adalah untuk menciptakan sebuah gambaran “bawah air”, sehingga aspek teknis pemeliharaan tanaman air juga harus dipertimbangkan. Banyak faktor yang harus seimbang dalam ekosistem dari sebuah tangki akuarium untuk memastikan keberhasilan terciptanya sebuah keindahan dari seni aquascape.
Faktor-faktor ini meliputi penyaringan (filtrasi), mempertahankan kadar karbon dioksida (CO2) pada tingkat yang cukup untuk mendukung fotosintesis bawah air, substrat dan pemupukan, pencahayaan, dan kontrol alga (lumut).
Desain Aquascape sendiri mencakup sejumlah gaya yang berbeda-beda. Ada beberapa desain yang cukup sering ditemui, yaitu gaya Belanda (Dutch style) yang menyerupai taman, dan juga gaya Jepang yang terinspirasi dari kondisi alam.

DUTCH STYLE




Akuarium Dutch Style biasanya menata beberapa jenis tanaman yang memiliki warna daun, ukuran, dan tekstur beraneka ragam yang ditampilkan lebih sebagai taman bunga seperti yang seringkali kita temui di darat. Gaya ini dikembangkan di Belanda dimulai pada 1930-an, seiring dengan makin tersedianya peralatan tanaman yang dijual secara komersial. Dutch Style ini menekankan tanaman yang terletak di bagian depan akuarium dengan tinggi yang berbeda, dan sering kali justru mengabaikan penggunaan batu dan kayu apung. Biasanya tanaman ditata dengan urutan berbaris dari kiri ke kanan dan diumpamakan sebagai "jalananBelanda". Karena deretan jalan di Belanda biasanya tertata rapi dan lurus berjajar. Ciri lain dari Dutch style adalah lebih dari 80% dari lantai akuarium ditutupi dengan tanaman, sehingga sangat sedikit substrat yang terlihat. Tinggi tanaman yang tumbuh biasanya menutupi kaca belakang akuarium dengan tujuan menutupi peralatan besar yang bersembunyi di balik tangki.


JAPANESE STYLE (NATURE STYLE)



Salah satu gaya dengan penataan kontras adalah nature style atau Japanese style, yang diperkenalkan pada 1990-an oleh Takashi Amano. Komposisi Amano yang menarik tentang teknik berkebun Jepang yang mencoba untuk meniru pemandangan alam dengan pengaturan yang asimetris dari tanaman air yang relatif sedikit dan pemilihan batu atau kayu apung yang selektif. Tujuannya adalah untuk menciptakan gelombang (landscape) di miniatur, daripada sebuah taman berwarna-warni. Gaya ini menarik terutama dari konsep estetika Jepang Wabi-Sabi yang berfokus pada minimalis sebagai sumber keindahan, dan konsep Iwagumi yang menetapkan aturan yang mengatur batu. 

Dalam sistem Iwagumi, Oyaishi atau batu utama, ditempatkan ditengah tangki akuarium. Soeishi atau batu tambahan, dikelompokkan didekatnya, sedangkan Fukuseki atau batu sekunder, disusun di bawahnya. Fokus utama yang dianggap penting ditentukan oleh penempatan asimetris dari Oyaishi.dan mengikuti rasio keseimbangan komposisi. Tanaman dengan daun kecil, seperti acicularis Eleocharis, elatinoides Glossostigma, callitrichoides Hemianthus, fluitans Riccia, pakis air kecil, biasanya ditekankan, dengan warna yang lebih terbatas daripada di gaya Belanda. Ikan, atau udang air tawar seperti multidentata Caridina dan heteropoda Neocaridina, biasanya dipilih untuk melengkapi tanaman. 

BIOTOPES

Gaya di atas sering menggabungkan spesies tanaman dan hewan berdasarkan dampak visual yang diinginkan, tanpa memperhatikan asal geografis. Biotopes style dirancang bukan untuk meniru persis habitat perairan tertentu di lokasi geografis tertentu, dan tidak perlu untuk menata suatu tampilan seperti taman. Tanaman dan ikan tidak perlu ditampilkan bersamaan, tetapi jika ada, tanaman dan ikan harus sesuai dengan apa yang akan ditemukan di alam dalam habitat yang diwakili, demikian juga dengan setiap kerikil dan, dan bahkan komposisi kimia air. 


PALUDARIUMS

Dalam gaya paludarium ini merupakan seni menata akuarium dengan sebagian dari tanaman berada di bawah air, dan sebagian di atas air. Penataan substrat dikondisikan sedemikian rupa sehingga beberapa daerah "tanah" sengaja dinaikkan di atas permukaan air, dan tangki diisi dengan air hanya sebagian / setengahnya saja. Hal ini memungkinkan tanaman, seperti alternifolius Cyperus dan wallisii Spathiphyllum, serta berbagai Anubias dan beberapa bromeliad, tumbuh dengan baik. Bagian akar dari tanaman-tanaman tersebut tetap berada di bawah air, tetapi puncak tanaman di udara.. Pada beberapa konfigurasi, tanaman yang mengapung di permukaan air, seperti eceng gondok dan Pistia stratiotes, dapat ditampilkan dengan baik. Tidak seperti gaya penataan akuarium lainnya, gaya paludariums ini sangat cocok untuk memelihara amfibi.

SALTWATER REEFS

Dutch style dan Japanese Style merupakan sistem penataan akuarium tradisional dengan menggunakan air tawar. Berbeda dengan gaya penataan saltwater reefs yang menggunakan air laut sebagai media utama. Tanaman hias yang dapat tumbuh di akuarium air laut relatif lebih jarang bila dibandingkan dengan air tawar. Saltwater aquascaping biasanya dibuat dengan meniru terumbu. Pengaturan batu karang membentuk struktur utama aquascape ini, dan biasanya dihuni oleh invertebrata laut serta ganggang merah seperti populasi yang kita temui pada terumbu karang, yang bersama-sama membentuk keindahan bawah laut.

Pencahayaan memainkan peran yang sangat penting dalam aquascape saltwater reefs. Dengan memberikan pengaturan pencahayaan yang intensif, efeknya tidak hanya mendukung kesehatan invertebrata yang hidup dalam ekosistem saltwater reefs ini, tetapi juga menimbulkan warna-warna cerah terutama dipancarkan oleh mikroorganisme neon.